Nasib Petani dan Nelayan Harus Jadi Perhatian Pemerintah
SAMPIT – Di tengah pandemi Covid-19 ini, pertanian merupakan salah satu sektor usaha yang terdampak, begitu juga dengan para belayan. Bahkan, di tengah zaman yang semakin modern dan teknologi semakin canggih serta berkembang secara masif ini, nasib petani dan nelayan tidak kunjung berubah secara signifikan.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Rudianur mengatakan, banyak masalah para petani dan nelayan, khususnya di wilayah Selatan Kotim yang harus menjadi perhatian pemerintah. Salah satunya di bidang peralatan.
“Ketika para konglomerasi di bidang pertanian dan nelayan meraih keuntungan besar, karena bisa mengendalikan harga pasar atas hasil pertanian dan tangkapan ikan, nasib petani dan nelayan miskin tidak ikut terangkat,” ujarnya, Kamis (18/3/2021).
Terutama lanjutnya, petani dan nelayan tradisional yang sebagian besar berdomisili di wilayah desa pinggiran. Seolah tak tersentuh dengan kebijakan dan upaya pemerintah yang selama ini terus dilakukan untuk menggenjot perekonomian petani dan nelayan.
“Kendala para nelayan itu kebanyakan sulit mendapatkan BBM secara khusus, termasuk alat tangkap ikan. Sedangkan kendala petani yakni bahan dasar berkebun, seperti pupuk bersubsidi serta kelengkapan bahan bertani agar lebih memudahkan prosesnya,” beber Rudianur.
Untuk itu dirinya meminta, agar pemerintah daerah melalui instansi terkait dapat memberikan bantuan kepada para petani dan nelayan yang ada di daerah Selatan.
Mengingat wilayah selatan merupakan ikon perikanan dan juga swasembada pangan yang terus saja mengharapkan dukungan.
“Disamping penyediaan peralatan, pemerintah juga harus membantu dalam hal pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) di bidang tersebut,” tutupnya.
(re)