Sempat Dinyatakan Punah, Red Arwana Banjar Dilepasliarkan Di Danau Malawen Barsel

BUNTOK- Kementerian KKP dan FAO bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Selatan (Barsel) berhasil melepasliarkan sebanyak sepuluh ikan red arwana banjar yang sebelumnya di kabarkan punah pada 1997, di Danau Malawen, Kamis (30/5) sore.

Pemerintah Kabupaten Barito Selatan (Barsel) Pj Bupati Deddy Winarwan di wakili Sekretaris Daerah (Sekda) Eddy Purwanto mengatakan, bahwa pelepasliaran kan arwana red banjar ini merupakan kerja keras seluruh ornamen. Karena, kementerian KKN, FAO dan Pemkab Barsel telah mengukir suatu momen penting, dimana hal tersebut merupakan peristiwa langka.

“Karena ikan red arwana Banjar ini dinyatakan punah pada tahun 1997, dengan proses cukup panjang habitat ini kembali. Oleh sebab itu pelepasan ikan di lakukan di danau malawen pada hari ini,” ucapnya.

Untuk itu, kegiatan akan terus berlanjut kedepan. Memberikan support kepada rekan Dinas DKP3 Barsel melalui pendanaan dan kegiatan lanjutan yang akan datang. ” Dari sekian banyak untuk Kalteng daerah kita Barsel dan Kapuas mendapatkan tempat dalam peristiwa langka ini,”terangnya.

Ikan red arwana yang di lepasliarkan di Danau Malawen, merupakan indukan. Diberikan proses latihan terlebih dahulu, sebab ikan tersebut dari kecil terbiasa dirawat oleh manusia. Sehingga, proses pengembalian sifat perlu di lakukan untuk meliarkan kembali.

“Ikan ini akan terus di berikan pakan, sambil mengembalikan sifat alami nya dengan berburu ikan lebih kecil yang tidak sengaja masuk ke dalam jaring pembatas ikan red arwana,”ujarnya.

Selain itu, Kepala Dinas DKP3 Barsel Ida Safitri menjelaskan bahwa hal ini dapat menjadi program rumahan. Karena mengadopsi seperti yang di lakukan Kalimantan Barat. “Waktu perjalanan dinas hal seperti ini di lakukan oleh masyarakat di rumah masing masing,”terangnya

Saat di tanyakan mengenai nama red banjar, bahwa ikan arwan red Banjar di patenkan oleh Kalbar, untuk itu ikan yang di lepaskan di danau malawen saat berkembang biak dapat dipatenkan dengan nama sendiri. “Contohnya seperti red arwana Barito. Intinya untuk di ketahui, bahwa ikan yang kita lepaskan adalah generasi ke lima,” jelasnya.

Sementara itu, Pimpinan FAO Indonesia Rajendra Aryal pertama-tama menyampaikan terima kasih atas upaya bersama Pemkab Barsel yang telah mengerahkan kerjasama erat disemua OPD yang ada dan itu adalah hal yang sangat penting.

Menurut dia apabila ada upaya bersama itu menjadi salah satu tonggak untuk konservasi Arwana. Karena Arwana sekarang ini sudah mendekati punah.

“Nah disitu Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan FAO berupaya bersama. Sekarang kita bisa melihat bagaimana Arwana itu di konservasi. Itu yang dunia harapkan dari kerjasama project ini, dan ini pencapaian yang luar biasa,” tutupnya.(gor).

Total Page Visits: 523 - Today Page Visits: 3

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *