Pembersihan Anak Sungai di Jalan Kapten Mulyono Perlu Alat Berat

Anggota Komisi IV DPRD Kotim, M Kurniawan Anwar

 

SAMPIT – Banjir yang kerap kali terjadi di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) hingga kini menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotim. Pasalnya banjir yang terjadi ini hingga merendam pemukiman warga.

Terlebih lagi di Jalan Kapten Mulyono, Jalan Nyai Enat, dan Jalan Barito RT 73 RW 90 Kelurahan Mentawa Baru Hilir, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotim.

Anggota DPRD Kotim dari daerah pemilihan (Dapil) I Kecamatan Mentawa Baru Hilir, Muhammad Kurniawan Anwar mengatakan, sejumlah warga di daerah tersebut mengeluh karena banjir yang menggenangi ruas jalan di permukiman membuat warga sulit untuk berkativitas di luar rumah.

“Warga permukiman tersebut mengeluh tidak bisa beraktivitas diluar rumah, karena ketinggian air mencapai selutut kaki, hal ini juga diakibatkan saluran air atau sungai kecil di daerah tersebut tidak bisa mengalir sebab banyak rumput yang tumbuh di sungai itu dan juga banyak sampah,” ujarnya, Sabtu (6/2/2021).

Untuk itu dirinya meminta agar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kotim menurunkan alat berat untuk menormalisasi anak sungai di Jalan Kapten Mulyono tersebut.

“Sebelumnya warga pernah melakukan gontong royong pembersihan sungai tetapi masih kurang efektif, makanya Dinas PUPR harus membantu menurunkan alat berat untuk mengatasi kebuntuan saluran air di daerah tersebut dan di sejumlah titik permukiman di dalam Kota Sampit. Khususnya di daerah perumahan yang terendam banjir,” tegasnya.

Menurutnya, dalam beberapa hari ini intensitas hujan semakin meningkat sehingga perlu adanya upaya khusus untuk mencegah daerah permukiman yang kerap terendam air hujan tersebut.

“Bisa dengan cara membersihan saluran air sungai yang buntu dengan menurunkan alat berat agar saluran tersebut lancar,” ujar Politisi Partai Amanat Nasional ini.

Pasalnya ujarnya, jika dilakukan pembersihan secara manual akan sulit, apalagi kalau untuk saluran yang tertutup material atau akar kayu. Dirinya mengkhawatirkan curah hujan yang cenderung tinggi, mengikabatkan banjir terus menerus.

“Penyebab banjir itu sendiri ada beberapa persoalan diantaranya adalah karena memang daerah dataran rendah. Selain itu juga buntunya drainase yang menjadi daerah untuk pembuangan air hujan tersebut,” bebernya.(re/VB)

Total Page Visits: 425 - Today Page Visits: 1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *