UPTD PPA Dinas P3AP2KB Berikan Pelatihan PFA Kepada 40 Orang
Kapuas – Pemerintah Kabupaten Kapuas, melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB),berikan pelatihan Psychological First Aid (PFA).kepada 40 peserta dari mitra kerja UPTD PPA Dinas P3AP2KB Kabupaten Kapuas.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Kapuas, dr. Try Setiautami, MPHM. Dalam kegiatan ini, turut hadir sejumlah narasumber yang berkompeten di bidangnya, seperti Kanit PPA Polres Kapuas, tim psikolog klinik forensik Rensi, serta Christian Sumanulang, SH, MH dari Pengadilan Negeri Kapuas. Para narasumber memberikan materi terkait penanganan kekerasan seksual dari perspektif hukum hingga psikologis.
Disampaikan Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Kapuas dr Try Setiautami,bahwa pelatihan yang ini diikuti oleh 40 peserta yang berasal dari berbagai mitra kerja Dinas P3AP2KB dan UPTD PPA. Mitra kerja yang hadir meliputi Dinas Kesehatan Kapuas, RSUD, Dinas Sosial, Satpol PP, Pekerja Sosial (Peksos), Forum Puspa, Forum Anak Daerah (FAD), serta relawan dari komunitas Safa.
“Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan penanganan psikologis awal bagi korban kekerasan, termasuk kekerasan seksual, pada perempuan dan anak,”ucap dr Try Setyautami.Jumat 25 Oktober 2024.
Disampaikan Try Setiautami MPHM.,,bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para mitra kerja UPTD PPA dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dengan pelatihan PFA ini,untuk mendukung program KOMPAK dinas P3AP2KB Kabupaten Kapuas.
“Kami sangat berharapkan para peserta dapat memberikan pertolongan psikologis awal yang tepat kepada korban kekerasan, guna membantu mereka dalam pemulihan trauma serta menghindari dampak psikologis jangka panjang.”pintanya.
Sedangkan Kepala UPTD PPA Kabupaten Kapuas Meryanty S.Kep,NS. CMe menambahkan,PFA atau Psychological First Aid adalah penanganan psikologis yang diberikan kepada korban kekerasan, termasuk kekerasan seksual pada perempuan dan anak.Mengurangi ketidaknyamanan akibat reaksi emosi dan pikiran
mengurangi dampak negatif dari pengalaman traumatis dan memberikan dukungan emosional dengan membantu korban mengakses informasi terkait layanan dan dukungan.
“Saya berharap dapat membantu dan memenuhi kebutuhan dasar yang mendesak, seperti makanan, minuman, pengobatan luka fisik, serta rumah aman,”tuturnya.
Ia menjelaskan,prinsip PFA adalah LOOK (AMATI) Penolong mengamati lingkungan/ kondisi individu dan peka terhadap reaksi
LISTEN (DENGAR) Mendengarkan aktif adalah komponen utama
LINK (HUBUNGKAN)
“Kami berharap PFA dapat membantu anak-anak korban kekerasan seksual untuk: Mengobati luka hatinya, Mencegah masalah psikologis seperti trauma, Meningkatkan self-healing, Membangun harapan,”pungkasnya.